04 September 2013

[Review Film] Cinta Dalam Kardus (2013) : Cinta itu Berani Tumbuh Bareng


Produksi : KG Studio
Produser : Salman Aristo, Ruben Adrian
Sutradara : Salman Aristo
Penulis Skenario : Salman Aristo, Raditya Dika
Pemeran : Raditya Dika, Anizabella Lesmana, Dahlia Poland, Fauzan Nasrul, Wichita Setyawati



      Iskhandar : Stand Up Comedy memang sempat menjadi salah satu trend yang sepertinya hanya ‘asal lewat’ di dalam masyarakat kita, sama nasibnya seperti trend-trend anak muda metropolitan yang lain. Terlalu banyak orang yang mencoba menjadi stand-up comedian and some of them just tried too hard. Dalam film garapan Salman Aristo yang bekerjasama dengan Raditya Dika ini, filmmaker semacam menyampaikan sebuah public service announcement untuk (target utamanya) anak-anak muda yang sedang dilamun cinta, dalam sebuah film yang sangat unik, lewat media stand-up comedy.

       Indah : Siapa sih yang gak kenal Raditya Dika? Seorang biasa yang menulis buku komedi dengan segenap pesan yang lumayan mengena di hati (kadang). Raditya Dika, seorang lelaki nyeleneh dengan segala imajinasi dan kepintarannya dalam merangkai kata-kata menjadi unik dan lucu. Hal-hal yang terdengar biasa jadi bisa cukup menggelitik dan bahkan bisa membuat kita tertawa terpingkal-pingkal. Menjadi seorang comedian (sebutan pelaku Stand-Up Comedy), mungkin memang jalan yang pas untuk seorang Raditya Dika. Tapi bagaimana jika Stand-Up Comedy diolah dan diramu menjadi sebuah film drama komedi yang menarik?


       Iskhandar : Menonton Cinta Dalam Kardus adalah seperti mendengarkan Raditya Dika, lewat karakter Miko, sedang stand-up comedy di depan kita. Literally. Penerapan treatment yang unik dan menarik ini tidak membuat saya merasa digurui dan dibebani dengan cerita-cerita curhatan yang sangat berpotensi membosankan, namun dengan gaya unik bergantian antara Miko sedang berstand-up comedy dengan visual masa lalu Miko dengan mantan-mantannya, cukup membuat terhibur dan memberikan kesan tersendiri.

       Indah : Diangkat dari sitkom “Malam Minggu Miko” yang tayang di Kompas TV, jadilah sebuah film layar lebar berjudul “Cinta Dalam Kardus” yang diperankan oleh Raditya Dika sebagai Miko. Raditya Dika bersama sutradara Salman Aristo berkolaborasi membuat naskah yang begitu unik. Imajinasi dalam sebuah kardus.

      Berkisah tentang seorang cowok bernama Miko yang sedang galau parah karena ceweknya marah-marah mulu dan ingin sebentar aja keluar dari omelan sang pacar. Pada suatu malam Minggu kelabu, ia memutuskan untuk ikut Stand Up Comedy di sebuah cafĂ© langganannya. Bermodalkan sekotak barang-barang di dalam kardus, Miko mulai bercerita.


       Iskhandar : Miko bercerita kepada penonton tentang mantan-mantan gebetannya yang masing-masing punya karakter dan keunikan masing-masing. Namun di departemen casting/wardrobe/makeup mungkin agak punya kekurangan disini menurut saya, karena saya sedikit merasa setiap mantan gebetan Miko sepertinya tidak jauh berbeda face profile, kostum dan dandanannya dari yang lainnya. Namun untungnya visualisasi setiap mantan gebetan cukup bisa terbantu perbedaannya lewat properti dari kardus yang lucu, unik dan menarik. Ya, ini adalah salah satu daya tarik utama film ini.

       Indah : Dengan menggunakan set property dari kardus, kita benar-benar seakan dibawa oleh Miko ke dalam kisah yang ada di kardusnya. Kumpulan barang-barang yang mengingatkan akan orang-orang yang pernah mengisi hidup kita. Mantan bukanlah seseorang yang harus dilupakan. Cukup dikenang dan diambil hal-hal positifnya aja.

       Iskhandar : Seperti biasa kekuatan film-film yang disutradarai Salman Aristo terletak di dialog dan skenarionya, ditambah lagi kolaborasi oleh penulis Raditya Dika, Cinta Dalam Kardus cukup memberikan saya kesan yang mendalam (karena saya sangat bisa merelate dengan kasus-kasus dan nasehat-nasehat tentang percintaan yang disampaikan dalam ‘film fiksi rasa public service announcement’ ini) lewat sindiran dan interaksi Miko dengan pengunjung kafe yang selalu menentang setiap teori percintaan yang dikemukakan Miko, layaknya penonton yang menonton film ini.


       Indah : Hal simple dan sepele seperti yang dilakukan Miko cukup bisa membuat hati bertanya-tanya, memang kisah percintaan itu tidak selalu indah. Dalam mengarungi sebuah samudera cinta, kadang ada badai yang menghampiri dan itu harus bisa dilalui. Badai bukan sesuatu yang harus dihindari, tapi dihadapi. Bagaimana kita bisa bertahan dalam menghadapi badai. Bukan ketika menghadapi badai kita malah meninggalkan pasangan kita, justru kita harus merangkul dan menggandengnya dengan erat dan berjalan bersama melewati badai. Film ini seru, menggelitik dan buat kamu-kamu yang lagi galau, cobalah menonton film ini. Film ini membuat kita belajar dan memahami lebih lagi tentang cinta dengan cerita yang ringan.

       Iskhandar : Cinta Dalam Kardus adalah sebuah film (saya lebih enak bilangnya PSA untuk anak-anak muda) yang memang sangat menggurui, tapi memang film ini dibuat untuk itu. Tanpa pretensi apapun, Raditya Dika mengajarkan kita bagaimana sih relationship yang sehat itu, dengan secara langsung berstand-up comedy di hadapan kita para penonton, yang cukup bisa diwakili dengan karakter-karakter pengunjung kafe. It’s a good film for me.

Last Note : This is an important film for us both. Ianya sedikit sebanyak mengajarkan kami berdua tentang relationship yang baik. :)

No comments:

Post a Comment