Produksi : Shooting Star & Bigtree Pictures
Produser : Ody C. Harahap
Sutradara : Ody C. Harahap
Penulis Skenario : Akbar Maraputra & Ody C. Harahap
Pemain : Vino G. Bastian, Astrid Tiar, Dion Wiyoko
Note : Ini adalah mixed review dimana pendapat kami berdua tentang film ini sangat berbeda.
Iskhandar : Ah. Gue selalu suka scene-scene malam hari di sebuah kota besar yang sepi di dalam sebuah film. Kebetulan Cinta/Mati menawarkan itu, bercerita tentang dua insan yang mengharungi satu malam bersama-sama dan saling bantu untuk bunuh diri. Premis simple dalam film time yang cukup singkat (hanya satu malam) selalu bisa menarik perhatian gue, dikarenakan gue bisa punya ekspektasi bahwa dengan karakter yang sedikit dan film time yang singkat, I don’t have to watch a painfully complex movie.
Indah : Kematian itu ada di tangan Tuhan. Mau mencoba bunuh diri seperti apapun, kalau memang belum waktunya untuk mati ya akan dipersulit. Tuhan memberikan hidup itu pasti ada maknanya. Well, gue jadi melankolis dan sok bijak gitu. Kali ini gue abis nonton film berjudul Cinta/Mati di bioskop. Pemainnya sih oke banget, Astrid Tiar dan Vino G. Bastian.
Indah : Adalah seorang cewek bernama Acid (Astrid Tiar) yang patah hati karena calon suaminya berselingkuh dengan sahabatnya. Padahal pernikahan mereka sudah di depan mata. Acid merasa frustrasi, patah hati dan hilang harapan untuk hidup. Ia berpikir bahwa kalau ia mati, sakit hatinya akan hilang dan masalah akan selesai. Akhirnya Acid memutuskan untuk bunuh diri, namun secara tidak sengaja, niatnya itu dipatahkan oleh seorang pria yang bernama Jaya.
Acid yang ditolong bukannya merasa senang dan berterimakasih, malah memarahi Jaya karena dia malah menolongnya, bukan melepasnya jatuh ke sungai. Acid tak terima dan meminta Jaya untuk bertanggung jawab. Jaya awalnya menolak tapi Acid terus bersikeras hingga akhirnya Jaya meminta bayaran 100 juta, dan Acid bersedia. Singkat cerita, akhirnya Jaya memikirkan berbagai macam cara untuk membantu Acid bunuh diri.
Iskhandar : Sepertinya gue sama Indah pada akhirnya menemukan film yang sangat bisa membedakan selera dan pandangan kami berdua tentang sebuah film. Gue obviously berada di pihak pro. Bagi gue, Cinta/Mati cukup sukses menyampaikan apa yang ingin disampaikan, dibalut dengan konflik-konflik menarik sepanjang cerita dan didukung akting yang baik oleh dua tokoh utama. Apalagi dengan angle-angle shot yang menarik dan beberapa komposisi shot yang cukup bikin gue bisa menangkap maksud-maksud tersirat di beberapa shot.
Indah : Kali ini gue dan Abang harus berbeda pendapat dan berdebat cukup panjang. Abang berada di posisi pro sedangkan gue di posisi kontra. Dari 1 sampai 10, gue Cuma bisa ngasih film ini nilai 5. Entahlah, gue kurang suka aja sama jalan ceritanya. Si Acid ini sangat tajir karena di rekeningnya ada duit 250 juta dan dia bingung mau bunuh diri dengan cara apa. Dia bertemu dengan Jaya dan malah bolak balik kesana kemari mencoba bunuh diri tapi selalu gagal. Mulai dari loncat dari mercusuar sampe gantung diri. Ya sebenernya sih kalo emang takut buat bunuh diri yaudah tunggu waktu aja sampe ajal menjemput.
Selain itu, kenapa pengungkapan rasa sayang harus dengan ciuman dan making love? Awalnya gue berpikir Acid ini sebenernya anak baik-baik, etapi nyangkut juga ke pergaulan bebas. Saat Acid habis berlari dari rumah mantan calon suaminya ia berjalan menyusuri jalan di trotoar dan melewati sebuah mural bergambar daun pisang dan Acid duduk di pojok frame kamera. Gue sih bertanya-tanya, maksud dari daun pisang itu apa ya? Kalau gak ada, kenapa si Acid jadi kerdil banget di kamera ya? Kenapa harus ambil wide shoot yang terlampau lebar? Mau nunjukkin kalau suasana sepi, agak annoying sih kalo menurut gue.
Lalu reason kedua tokoh itu untuk bunuh diri, gak terlalu dalem menurut gue. Oh God, itu masalah sepele banget. Mungkin lebih baik kalo reason bunuh dirinya dibikin lebih dalem, kayak misalnya karir hancur dan semua orang mencemooh, atau dia melakukan kesalahan yang amat sangat fatal dan menurutnya hidupnya udah gak berharga lagi. Tapi sih, mau segede apapun kesalahan manusia, Tuhan itu maha pengampun dan di setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, bukan dengan jalan pintas.
Iskhandar : Gue bisa memaklumi segala plothole dan inkonsistensi serta kekonyolan di dalam film ini ya, karena ianya adalah sebuah comedy. Black comedy, komedi tentang kematian. Gue cukup terhibur ketika setiap kali Acid hampir saja menamatkan nyawanya ada saja rintangan dan halangan yang datang, yang kebanyakannya cukup bikin mood rollercoaster penonton berjalan, dari sedih dan terharu tiba-tiba menjadi bisa bikin ketawa.
Dialog yang memang kotor, direct dan nendang tapi natural dan tidak terdengar seperti sedang membaca pidato adalah salah satu kekuatan Cinta/Mati. Walau bagaimana sepelepun alasan Jaya dan Acid ingin membunuh diri, itulah realita yang ditawarkan oleh sutradara tentang dunia sekarang. Bunuh diri dianggap penyelesaian paling cepat untuk segala masalah, walau sesepele apapun. Ianya juga sebagai refleksi bahwa setiap manusia punya tingkat keterbatasan yang berbeda dalam kesabaran, dan pastinya satu hari akan mencapai limitnya.
Gue sangat suka dengan mood lighting dan tone di dalam film ini. Jakarta sangat terlihat kelam, sepi dan tidak bersahabat pada waktu malam di beberapa tempat, namun mendadak bisa menjadi romantis ketika Acid dan Jaya berada di atas mercusuar. Dan siapalah kita untuk menjudge moral karakter-karakter di dalam film Cinta/Mati. Toh mereka adalah refleksi realita manusia yang selalu punya kekurangan dan tidak sempurna.
Indah : Yang terakhir adalah inkonsistenasi dialog yang diucapkan Acid dan Jaya. Dari awal film, kita sudah disuguhkan dengan dialog yang mengalir dan kasar, dalam tempo waktu sepersekian detik tiba-tiba percakapan berubah menjadi sangat unyu dengan menggunakan “aku-kamu”, jadi aneh banget gue ngedengernya.
Nah itu tadi beberapa negatifnya dari gue, kalo positifnya sih, sebenernya gue suka dialog Acid dan Jaya yang mengalir dan sangat natural. Akting Astrid Tiar dan Vino G. Bastian juga cucok banget lah, natural, gak dibuat-buat dan apa adanya. Unsur komedi juga dapet gak maksa dan gak jayus.
Dan pesan yang ingin disampaikan sutradara nyampe ke gue, yaitu urusan kematian itu ada di tangan Tuhan, kita sebagai manusia gak usahlah repot-repot mikirin cara gimana caranya untuk mati. Kalau memang Tuhan udah berkehendak kita untuk mati ya pasti ada aja kejadian yang merenggut nyawa kita.
Iskhandar : Gue jelas merekomendasikan film ini untuk ditonton. Fresh, simple, menghibur. Dengan dukungan aktor-aktris bagus dan sinematografi apik serta mood rollercoaster yang cukup baik, I definitely give this one a 8/10.
Last Note : Bagaimanapun, film yang bagus adalah film yang selalu mengundang diskusi yang sehat karena perbedaan pendapat. Setiap orang punya seleranya masing-masing, jadi sah-sah saja :)
No comments:
Post a Comment