21 November 2013

[Review Film] Sokola Rimba (2013) : Pendidikan Bukan Hanya Untuk Manusia Modern


Produksi : Miles Films
Produser : Mira Lesmana
Sutradara : Riri Riza
Penulis : Riri Riza
Pemain : Prisia Nasution, Nyungsang Bungo, Nengkabau, Beindah, Rukman Rosadi, Nadhira Suryadi, Ines Somellera, Netta KD, Dery Tanjung


       Indah : Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar kata "Orang Rimba"? Menakutkan? Menyeramkan? Barbar? Ah, tapi sesungguhnya kalo menurut gue, justru orang modern yang lebih menakutkan! Bagaimana tidak? Justru orang-orang modern lah yang banyak menghancurkan kehidupan di Bumi, seperti mengubah hutan yang merupakan paru-paru dunia menjadi lahan bisnis kelapa sawit yang sangat menguntungkan bagi segelintir pengusaha dan pemerintah saja. Tapi, yang lebih menakutkan lagi adalah, hilangnya kepekaan terhadap lingkungan karena mata hati sudah tertutup dengan kekuatan uang, hingga membodohi orang yang masih hidup secara primitif.

       Iskhandar : Riri Riza dan Mira Lesmana sekali lagi membawa kita berpetualang lewat layar lebar dengan melakukan perjalanan visual di luar kota Jakarta. Sepertinya, di tengah-tengah kebanjiran film Indonesia bersetting dalam kota, Riri Riza selalu ingin membawa penontonnya berpetualang ke luar kota Jakarta, keluar dari kenyamanan urban jungle dan hiruk-piruk Jakarta, menuju pelosok-pelosok daerah terpencil dan memperkenalkan kita kepada kehidupan sosio-ekonomi di daerah-daerah tersebut.

       Indah : Yep, bener banget! Riri Riza seolah-olah senang memanjakan penonton dengan pemandangan luar biasa, jauh dari keramaian kota.


       Iskhandar : Kali ini Riri Riza ingin membawa penonton film Indonesia berpetualang mengenali orang rimba Jambi dimana sebelumnya kita telah dibawa berpetualang ke Belitong di Laskar Pelangi dan Timor Timur di Atambua 39c. Seperti biasa, pesona dan nama seorang Riri Riza dan seorang Mira Lesmana di dunia perfilman Indonesia bukanlah asing lagi, dimana mereka telah banyak menciptakan karya-karya berkualitas, dan Sokola Rimba adalah kerja kolaborasi mereka berdua yang terbaru.

       Indah : Sokola Rimba, sebuah film yang bisa dikatakan "inspiring movie" buat gue khususnya, dan mungkin juga buat masyarakat lain yang udah menonton film ini. Film ini diangkat dari buku berjudul sama yang terbit sejak tahun 2007 silam. Buku ini merupakan kisah nyata yang sangat menginspirasi yang ditulis oleh Butet Manurung sendiri yang telah mendedikasikan hidupnya mengajar di pedalaman Jambi. Ia mengajarkan calistung (baca, tulis, hitung), pelajaran yang sangat dasar untuk masyarakat modern pada umumnya, untuk bisa berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Tidak mudah untuk mengabdikan diri di sana. Banyak halangan, terutama dana. Tapi, karena kecintaannya pada anak-anak suku anak dalam, membuatnya terus berjuang untuk bisa mengajar di sana.


       Iskhandar : Seperti biasanya, film-film Riri Riza selalu terselip kritikan untuk pemerintah, terutamanya di bidang pendidikan dan kesejahteraan hidup di suatu daerah. Sokola Rimba juga memuat elemen yang serupa. Apa yang menjadi daya tarik utama untuk saya sendiri adalah penyutradaraan Riri Riza yang diterapkan ke penduduk lokal setempat. Sudah menjadi ciri khas Riri Riza juga bahwa beliau selalu mencari aktor dan aktris dari penduduk setempat supaya tetap terjaga feel kedaerahan dan keotentikan dialek dan bahasa.

       Indah : Prisia Nasution, sebagai Butet, sangat pas memerankan peran itu. Gue yakin, Prisia pasti belajar sangat keras untuk bisa berbicara bahasa Jambi dengan dialeknya. Gue suka adegan Prisia naik motor. Keren banget! Menurut gue, sebagai cewek, bisa naik motor trail kayak gitu, itu keren banget. Kayak ngeliat Lara Croft dari film Tomb Raider. Bedanya Prisia berjuang untuk pendidikan. Menarik bukan? Melihat Prisia bawa-bawa cariel besar, masak mie pake mestin dan bikin bivak seadanya, benar-benar menunjukkan kalau ia benar-benar siap untuk melakukan perjalanan jauh menembus hutan yang rimbun.


      Iskhandar : Gue sangat suka selipan sequence animasi yang ditampilkan di dalam salah satu adegan film ini. Cukup menyampaikan bahwa penceritaan mitos/dongeng setempat itu bisa dilakukan lewat animasi yang lebih bisa dicerna anak-anak, yang sepertinya bisa menjadi salah satu kelompok penonton yang harus menonton film yang menginspirasi ini.

       Indah : Mungkin bukan filmnya yang menginspirasi, tapi kisah Butet Manurung lah yang menginspirasi. Dan Riri Riza membantu memvisualisasikan kisah inspirasi ini dengan sangat apik, dilengkapi dengan sentuhan animasi yang cantik. Gue rasa, Riri Riza sukses menyampaikan kisah inspirasi ini kepada penonton. Dari skala 1-10, gue rasa gue akan memberi nilai 8 untuk film ini. Semoga akan ada "Butet-butet" selanjutnya untuk Indonesia.

      Iskhandar : Sokola Rimba jelas merupakan tontonan yang berkualitas, dimana ianya juga datang dari filmmaker-filmmaker yang berkualitas. 8/10 saya berikan untuk film ini yang berhasil mengcapture kehidupan anak-anak rimba yang sangat antusias dalam belajar.

Last Note : Bawa keluarga anda untuk menonton Sokola Rimba. 

No comments:

Post a Comment